MIP3M : Perubahan besar tengah terjadi dalam sistem pemasaran produk-produk pertanian di Indonesia maupun dunia. Dalam kajian ilmiahnya, Muhammad Ibnu, SP, MMA, MSc, PhD, dari Program Magister Ilmu Penyuluhan Pembagunan/Pemberdayaan Masyarakat (MIPPPM), meneliti bagaimana liberalisasi pasar telah mengubah dinamika perdagangan komoditas pertanian. Berkurangnya hambatan perdagangan, baik tarif maupun non-tarif, memang memperluas akses terhadap bahan pangan dan meningkatkan impor, namun di sisi lain menimbulkan tantangan baru berupa meningkatnya persaingan bagi produsen domestik. Petani kecil, karena keterbatasan efisiensi produksi dan pemasaran, menjadi pihak yang paling rentan terhadap dampak perubahan pasar ini.
Penelitian yang dilakukan Muhammad Ibnu ini merupakan kajian literatur yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong transformasi pasar pertanian serta menganalisis bagaimana organisasi petani dapat merespons perubahan tersebut. Berdasarkan hasil kajian, terdapat beberapa faktor utama yang menjadi pendorong transformasi, antara lain globalisasi dan dominasi aktor swasta internasional, urbanisasi dan meningkatnya pengaruh jaringan supermarket, serta perkembangan ekonomi di tingkat regional dan global. Ketiga faktor ini membuat struktur pasar semakin kompetitif dan menuntut petani serta organisasi pertanian untuk lebih adaptif dalam menghadapi perubahan.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, penelitian ini mengusulkan lima strategi inovatif bagi organisasi petani agar tetap mampu bersaing di tengah transformasi pasar. Pertama, menghubungkan diri dengan pasar khusus (niche market) untuk komoditas ekspor. Kedua, membangun kemitraan jangka panjang antara organisasi petani dan pedagang internasional. Ketiga, memperkuat lembaga pasar inovatif seperti sistem resi gudang dan lelang komoditas untuk mempermudah akses ke pasar utama. Keempat, memperluas kerja sama dengan supermarket lokal dan regional, dan kelima, melakukan diversifikasi menuju tanaman atau produk bernilai ekonomi lebih tinggi. Strategi ini diyakini dapat meningkatkan posisi tawar petani sekaligus memperkuat daya saing sektor pertanian Indonesia.
Melalui penelitian ini, Program Magister Ilmu Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat menegaskan perannya sebagai pusat keunggulan akademik yang tidak hanya berfokus pada teori pemberdayaan, tetapi juga pada penerapan strategi nyata dalam menghadapi perubahan pasar global. Di bawah kepemimpinan Muhammad Ibnu, program studi ini berkomitmen untuk terus melahirkan gagasan dan inovasi yang mampu memperkuat kemandirian petani, memperluas akses pasar, dan mewujudkan sistem pertanian yang berkeadilan serta berkelanjutan di Indonesia.
