Analis dan Perencana Pembangunan Partisipatif

Profil lulusan “Analis dan Perencana Pembangunan Partisipatif” dalam Program Studi Magister Ilmu Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat (MIP3M) merujuk pada sosok profesional yang memiliki kompetensi utama dalam menganalisis dan merancang pembangunan berbasis pendekatan partisipatif, lokalitas, dan data sosial. Berikut penjelasan mendetailnya:

1. Definisi dan Ruang Lingkup

Analis dan Perencana Pembangunan Partisipatif adalah lulusan yang mampu:

  • Melakukan analisis sosial secara mendalam, termasuk identifikasi masalah, potensi, dan dinamika sosial di masyarakat.
  • Menyusun rencana pembangunan yang berbasis partisipasi masyarakat, sehingga keputusan pembangunan tidak top-down, tetapi bersifat inklusif, kontekstual, dan adil.
  • Mengintegrasikan data dan lokalitas, artinya rencana pembangunan tidak sekadar mengikuti model universal, tetapi sensitif terhadap konteks lokal baik budaya, ekologi, ekonomi, maupun politik.

2. Kompetensi Inti

Berdasarkan deskripsi dalam dokumen, kompetensi utamanya mencakup:

  • Kemampuan analisis sosial partisipatif, termasuk penggunaan metode seperti Participatory Rural Appraisal (PRA), Focus Group Discussion (FGD), pemetaan sosial, dan lain-lain.
  • Perencanaan pembangunan inklusif, yaitu mengakomodasi suara kelompok rentan (perempuan, minoritas, miskin) dalam proses perencanaan.
  • Pendekatan berbasis data, menguasai pengolahan dan interpretasi data kuantitatif maupun kualitatif dalam mendukung pengambilan keputusan pembangunan.

3. Pendukung Kompetensi: Mata Kuliah Terkait

Kompetensi ini dibangun dari gabungan beberapa mata kuliah seperti:

  • Semester 1:
    • Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (4 SKS)
    • Metode Penelitian dan Statistik Sosial
  • Semester 2:
    • Perencanaan dan Evaluasi Program Pemberdayaan (3 SKS)
    • Pemetaan dan Analisis Sosial (3 SKS)
    • Kebijakan Publik dan Advokasi Sosial (3 SKS)
  • Semester 3:
    • Manajemen Perubahan dan Resolusi Konflik
    • Kelompok, Organisasi, dan Kepemimpinan

Semua ini memberi bekal agar lulusan tidak hanya mampu menyusun dokumen perencanaan, tetapi juga mendesain intervensi yang responsif terhadap kebutuhan dan dinamika masyarakat.

4. Prospek Karier

Sebagai analis dan perencana partisipatif, lulusan ini berpeluang bekerja di:

  • Pemerintahan (Bappenas, Bappeda, Kementerian Desa, Kementerian Sosial) sebagai perencana kebijakan partisipatif atau penyuluh pembangunan.
  • LSM/NGO (Oxfam, World Vision, Yappika) sebagai community organizer atau konsultan pemberdayaan.
  • Organisasi Internasional (UNDP, FAO, IFAD) sebagai program officer atau analis kebijakan sosial.
  • Sektor CSR dan Swasta sebagai analis dampak sosial atau manajer hubungan komunitas.
  • Kewirausahaan Sosial sebagai perencana dan pelaksana program pembangunan berbasis komunitas.

5. Tantangan dan Kontribusi

Sebagai Analis dan Perencana Pembangunan Partisipatif, lulusan ditantang untuk:

  • Menghadapi keragaman sosial dan ketimpangan dalam masyarakat.
  • Menjembatani antara perencanaan teknokratis dengan realitas lapangan.
  • Membangun jembatan komunikasi antara masyarakat dan pengambil kebijakan.
  • Memastikan pembangunan tidak sekadar infrastruktur, tapi juga transformasi sosial.